Kamis, 22 September 2011

Colour Theory

Nama saya Steven, saya mahasiswa dari Universitas Multimedia Nusantara atau yang di kenal dengan nama UMN. Saya dari jurusan Desain Komunikasi Visual, saya baru mulai kuliah kemarin pd tanggal 19 september.
Saya masuk jurusan ini karena saya ingin belajar menggambar dan bagaimana menjadi seorang desainer atau seniman. Saya hanya akan menjelaskan beberapa hal yang saya dapat dari dosen tentang sejarah warna dan pemahaman-nya, dosen saya bernama Santo Tjhin.

Beberapa materi yang saya dapatkan, pada tahun 1450 alat cetak sudah di temukan. Ada beberapa sensitivitas visual yang di miliki manusia seperti mengapresiasikan, menganalisa, pemahaman tentang warna. Mengerti suatu tentang warna adalah kunci dalam graphic design yang memiliki kekuatan di dalam atau luar dunia digital, seorang designer juga harus belajar keseimbangan beberapa variabel dari percampuran dan perpaduan warna.

Warna terjadi karena ada cahaya dan hampa-udara serta bisa mempengaruhi psikologis seseorang. Ada 2 jenis warna yaitu warna additif dan warna subtraktif, warna additif masuk ke dalam seperti layar televisi sedangkan warna subtraktif keluar seperti macam-macam warna yang biasa di gunakan.

Ternyata pada zaman dahulu, manusia purba sudah bisa membuat seni lukisan di batu-batu dalam gua dengan bahan seperti biji-bijian, tanah liat, darah binatang pada 20.000 tahun yang lalu. Mereka menggambar hewan, orang, atau objek lain seperti di bawah ini:


Pada abad ke-19, seorang seniman yang berasal dari Inggris dengan nama Willam Tunner memperintiskan sebuah warna baru yaitu merah, biru, kuning. Ada seorang seniman yang bernama Claude Monet yang berasal dari Perancis yang membuat eksperimen lukisan dari objek dengan menggunakan waktu berlainan 1 hari yang menunjukkan perubahan warna. Lalu juga pada tahun 1882 seniman Monet, Renoir, Sisley, dan Bazille tidak sengaja bertemu di sebuah akademi. Lalu mereka berdiskusi dan membuat ide baru tentang warna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar